Julia Perez Umroh Bersama Keluarga



Keluarga Julia Perez @ Foto: Twitter Jupe 

Ada yang berbeda dari sosok artis seksi Yulia Rahmawati atau yang lebih akrab disapa Jupe. Biasa berpenampilan seksi, kali ini dirinya ditutupi dengan busana muslim lengkap denga hijab. Dengan mengenakan busana muslim serba hitam, Jupe terlihat sangat berbeda. 

Hari Senin 11 Juni 2012 Jupe bersama dengan ibu, adik ayah, kakek dan neneknya dan keluarga sebanyak 25 orang berangkat menunaikan ibadah umroh ke Tanah Suci Makkah. Julia Perez memenuhi janji umroh, yang diucapkan beberapa bulan lalu. 

"Hari ini aku ingin beribadah umroh bersama keluarga aku, aku memang sudah janji mau ngajak keluarga aku untuk umroh. Baru sekarang kesampean," ujar Jupe di bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Senin 11 Juni 2012. 

Niat baiknya itu memang sudah lama direncanakan secara matang. Sekarang, mantan kekasih Gaston Castano ini mengaku sudah siap lahir dan batin. Sebenarnya kepergiannya ke tanah suci ini sudah direncanakan beberapa bulan yang lalu. Dan kini dirinya telah siap untuk beribad dan sekaligus berziarah ke tanah suci. 

"Rencananya itu tiga bulan lalu, dulu aku punya uang banyak enggak pernah ada rencana umroh, tapi sekarang memang sudah saatnya ya aku ketemu Allah," tandasnya. 

Keberangkatan Jupe dan keluarga ke tanah suci memang sudah dipersiapkan, untuk itu Jupe membeli baju baru untuk bawaannya selama di tanah suci. Selama 9 hari di Makkah banyak doa yang ingin diucapkannya, 

"Aku sudah merangkum doaku, semua cita-cita tercapai, semoga diampuni dosa muslimin dan muslimat. Semoga papaku (Angkasa Jaya alias Aang) diberi kesehatan dan melewati masalah ini setelah itu pribadi aku," pungkasnya. 

Jantungnya berdegup kencang karena perjalanan ke Makkah merupakan kali pertama dalam hidupnya. 

"Ini pertamakali, jadi masih deg-degan. Tapi, semuanya dengan lillahi taala. Bismillah semoga bisa berjalan lancar," ucapnya

Untuk kelancaran ibadahnya, sengaja membawa obat-obatan untuk mengantisipasi cuaca yang jauh berbeda dengan di Indonesia, termasuk obat masuk angin. Ia tidak mau jatuh sakit sehingga ibadahnya terganggu. Ia juga menyiapkan busana yang bakal dikenakan selama di sana. 

"Sudah lengkap semua, aku bawa baju baru, setiap hari sudah aku siapkan buat ganti banyak. Karena kan, masa ketemu pacar dan ketemu orang pakai baju baru, terus ketemu Allah enggak. Sayang dong," terangnya. 

Mudah-mudahan, lanjut Jupe, selama menjalani ibadah umroh, dirinya bisa menjadi manusia yang lebih baik. Ia berharap Tuhan memberikan kesabaran cukup tinggi untuk melewati semua masalah yang tengah dihadapinya. 

Setelah sembilan hari di Tanah Suci Makkah menunaikan ibadah umroh, Julia Perez pun kembali ke Tanah Air. Jupe, sapaan akrabnya, mengaku menangis haru saat menghadap kabah. JULIA Perez sudah sring jalan-jalan ke luar negeri. Namun, perjalanannya ke tanah suci Makkah adalah yang paling berkesan. 

"Alhamdulillah sudah sampai di Indonesia, umrohnya berjalan lancar. Saya sudah menjalankan ajaran agama," ungkap Jupe di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa 19 Juni 2012. 

Banyak pengalaman yang didapat Jupe selama menunaikan ibadah umroh di Makkah, Arab Saudi. Salah satunya, Jupe menangis haru saat menghadap Ka'bah. 

"Waktu pertama kali di Makkah, perjalanan enam jam, begitu ke Makkah aku merasa sedih (terharu). Hari pertama aku bisa megang Ka'bah, aku menangis, satu-satunya tempat yang bikin aku nangis nggak berhenti,". Ya Allah aku beruntung bisa sampai sana," kata mantan kekasih Gaston Castano itu. 

Namun perempuan yang kerap tampil seksi ini mengaku sangat senang bisa menjalankan ibadah umroh. Jupe pun takjub dengan orang Indonesia yang selalu mengalah dari orang Timur Tengah. 

"Senang sekali, kami di hotel depan Masjidil Haram, tiap hari ziarah. Yang paling amazing itu di sana orang Indonesia itu penyabar, saingannya sama orang Iraq dan Arab," paparnya. 

Julia Perez mendapat rintangan ketika dia menjalani ibadah Umroh. Pelantun "Siti Nurbaya" itu mengaku kehilangan barang dan sempat dijambak oleh salah seorang peserta umroh . Julia Perez berhasil mencium Hajar Aswad saat beribadah umroh di Tanah Suci. Saat mencium Hajar Aswad ada yang menairk jilbab Jupe, dan ia pun menangis. Pelantun Belah Duren itu semakin menangis haru mengingat dosa-dosa yang pernah ia perbuat. Di hadapan Hajar Aswad, Jupe menaruh harapan agar dosa-dosanya terampuni dan bisa menjalani hidup dengan tegar. 

"Aku niatkan cium Hajar Aswad, akhirnya kesampaian di hari ketiga. Aku bisa cium. "Aku cuma ingat dosa saat cium Hajar Aswad. Aku minta dosa-dosaku diampuni. Aku juga berdoa soal jodoh, soal rezeki itu aku sudah nggak ingat," katanya. Di depan Hajar Aswad sempat rebutan. Banyak yang menginginkan posisi di mana aku berdiri," Pas aku cium, ada yang jambak (menarik) jilbab aku, dan aku menangis. Banyak yang menginginkan posisi aku di depan Hajar Aswad," Semuanya terbuka. Aku nangis. Aku juga kehilangan sandal dan sepatu di Masjid Nabawi." ungkap Jupe di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa 19 Juni 2012. 

Meski begitu, Jupe tetap mencoba tabah. Ini karena sejak awal dia memang berniat beribadah ke Tanah Suci. 

"Kalau rezeki tidak kemana," ujarnya santai. "Aku di Makkah bisa dapat yang lebih bagus." 

Tak lupa, Jupe mengucap syukur karena Umroh berjalan lancar. Di setiap sudut kota, Jupe tak pernah melewatkan waktu untuk berpose di depan kamera. Tapi, foto-foto yang dia upload di twitter belakangan menimbulkan cibiran dari sebagian kalangan saat perjalanan Umroh ke Tanah Suci. Banyak orang menganggap Jupe norak karena tidak khusyuk saat beribadah. 

"Banyak reaksi keras ketika aku upload di Twitter. Dibilang Riya'. Iya aku akui kalau aku norak. Tapi aku bangga bisa foto di depan Ka'bah." Saya jadi orang paling norak ketika foto di sana. Tujuan saya bukanriya, tapi saya senang sekali berada di rumah Allah. Saya enggak bangga bisa foto di Eropa, tapi bangga saat foto di sana,"kata Jupe 

Meski mendapat komentar miring, pelantun lagu "Belah Duren" itu tidak mau ambil pusing. Buktinya dia tetap bersemangat untuk kembali lagi ke Makkah. Jupe pun merasa pasrah dengan anggapan orang tentang foto itu. 

"Aku tidak bisa ubah hati manusia. Hanya Allah yang membolak-balikkan hati manusia," ujar pelantun "Siti Nurbaya" itu. 

Seusai menunaikan ibadah Umroh, Jupe juga akan pelan-pelan berpenampilan lebih sopan. 

"Insya Allah aku pelan-pelan (pakai pakaian tertutup). Aku akan membenahi diri aku," kata penyanyi yang sempat kecolongan dan dijambak saat Umroh itu. 

Ke depannya, Jupe ingin bisa kembali ke sana. 

"Iya saya mau balik lagi, naikin haji Mama saya. Insya Allah tahun depan mama haji dan saya umroh," Kalau haji aku belum siap, makannya umroh dulu. aku mau hajiin mamaku, kalau haji aku enggak bisa ikut. 

Menunaikan ibadah haji memang memerlukan persiapan khusus dalam segi materi maupun hati. Hal tersebut juga yang membuat aktris dan penyanyi Julia Perez mengaku belum siap menunaikan rukun Islam ke lima tersebut. Untuk itu dirinya memutuskan pergi umroh terlebih dahulu sebelum nantinya siap menjalankah ibadah haji 

Sumber : Inilah.com, Sidomi.com, WowKeren.com, Kapanlagi.com, id.omg.yahoo.com, tabloidbintang.com




Meraih Haji Mabrur




hidayatullah.com. Setiap orang yang melaksanakan ibadah haji tentu berharap agar hajinya mabrur. Bagaimana tidak? Karena haji yang mabrur pahalanya sangat besar yaitu surga. Rasulullah saw bersabda, “Haji mabrur itu tidak ada balasannya melainkan surga” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berbahagialah orang yang diberi kesempatan untuk mengerjakan ibadah haji dan memperoleh haji mabrur. Adakah yang lebih berharga daripada surga? Dunia beserta isinya tidak ada apa-apa dibandingkan dengan surga. Maka, tak heran bila umat Islam sangat berkeinginan untuk melaksanakan ibadah haji. Ongkos Naik Haji (ONH) yang tinggi tidak menyurut minatnya untuk menunaikan ibadah haji, karena mendambakan surga yang tak ternilai itu. Bahkan untuk berangkat haji, sebahagian mereka rela menjual atau menggadaikan harta bendanya, meskipun harus menunggu selama bertahun-tahun karena waiting list (daftar tunggu).

Namun, sangat disayangkan, bila niat yang mulia tersebut tidak diimbangi dengan bekal yang memadai yaitu ilmu manasik haji seperti yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Banyak orang yang berhaji tanpa mengetahui hukum-hukum haji, adab-adabnya, dan ajaran-ajaran Islam secara umum. Akibatnya, banyak amalan haji yang ternoda, tidak sempurna, bahkan mungkin batal karenanya. Oleh karena itu, haji yang dilaksanakan tidak berbekas pada pelakunya, walaupun telah melaksanakannya berkali-kali. Alih-alih ingin dapat haji mabrur, kesempurnaan pun tidak didapatkan.

Kiat Meraih Haji Mabrur

Haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah SWT. Menurut sebahagian ulama, haji mabrur adalah ibadah haji yang pengaruhnya terlihat bagi pelakunya, sehingga perilakunya berubah menjadi lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Pendapat yang lain, haji mabrur adalah ibadah haji yang tidak dicemari dengan dosa. (Subulussalam, 2/283)

Untuk meraih haji mabrur, maka harus memenuhi persyaratan berikut:

Pertama, harus dilakukan dengan ikhlas. Dalam menunaikan ibadah haji, seseorang tidak ada tujuan lain selain mendapatkan ridha Allah Swt. Tidak menghendaki riya’ (pamer) agar dipuji orang atau mencari popularitas. Bukan pula untuk mendapat gelar “haji”, akan tetapi hanya mengharapkan ridha Allah Swt. Mengenai kewajiban ikhlas, Allah Swt berfirman, “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah Swt dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama...” (QS. Al-Bayyinah: 5).

Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya suatu amal itu akan diterima dengan niat (ikhlas)...” (HR. Bukhari dan Muslim) Oleh karena itu, ikhlas merupakan syarat mutlak diterima suatu ibadah.

Syeikh Taqiyuddin berkata, “Seorang yang hendak melaksanakan ibadah haji wajib berniat untuk mengharapkan ridha Allah Swt, mendekatkan diri kepada-Nya, tidak bertujuan karena harta duniawi, atau untuk berbangga-banggaan, atau untuk mendapatkan gelar haji, atau karena ingin mendapatkan nama baik. Karena yang demikian menyebabkan amal menjadi batal dan tidak dierima disisi Allah Swt.” (Taudhih al-Ahkam min Bulugh al-Maram, 4/3)

Kedua, melakukan ibadah haji sesuai dengan petunjuk (sunnah) Rasulullah saw dalam ibadah haji. Suatu ibadah yang dikerjakan tanpa petunjuk Rasul saw tidak akan diterima oleh Allah Swt. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang mengada-adakan suatu urusan agama yang bukan berasal dari petunjuk kami maka amalannya tersebut ditolak” (H.R. Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat yang lain,“Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan yang bukan berasal dari petunjuk kami maka amalannya tersebut ditolak” (H.R. Muslim).

Tatacara pelaksanaan ibadah haji telah dijelaskan dan dipraktekkan oleh Rasulullah saw dalam manasik haji beliau, dan kita diperintahkan untuk mengikutinya. Rasulullah saw bersabda, “Ambillah dariku manasik (tata cara haji) kamu sekalian” (HR. Muslim dan Abu Daud).

Maka, kewajiban semua kaum muslimin meneladani Nabi saw, dengan melaksanakan manasik haji yang telah diajarkannya. Sebab, Nabi saw sebagai pengajar dan pembimbing manusia kepada kebenaran, yang diutus Allah sebagi pembawa rahmat bagi semesta alam dan sebagai hujjah atas semua manusia. Karena itu, Allah saw memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk mentaati Nabi saw (QS. Al-Hasyr: 7) dan menjelaskan bahwasanya mengikuti Nabi saw merupakan sebab seseorang masuk surga dan selamat dari neraka (QS. An-Nisa’: 13-14). Karena mengikuti Nabi saw adalah bukti kebenaran cinta seseorang kepada Allah (QS. Ali Imran: 31).

Ketiga, ibadah haji dibiayai dengan harta yang mubah, bukan haram. Biaya haji tidak boleh berasal dari harta riba, hasil penipuan, judi, pencurian, korupsi, atau lainnya yang merupakan perbuatan yang diharamkan. Akan tetapi harus dari harta halal. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak akan menerima kecuali yang baik...” (HR. Muslim dan Tirmizi). Maka, harta yang baik (halal) merupakan syarat diterimanya ibadah.

Mengenai ini pula, Rasulullah saw bersabda, “Jika seseorang keluar bertujuan haji dengan nafkah yang baik (halal) dan ia pijakkan kakinya pada pijakan pelana kudanya lalu menyeru, “Kusambut panggilan-Mu ya Allah, kusambut panggilan-Mu”, maka diserulah ia oleh penyeru dari langit “Ku sambut pula kamu dan kukaruniakan kepadamu kebahagiaan demi kebahagiaan. Bekalmu adalah halal, kendaraan yang kamu tunggani pun halal. Dan hajimu adalah mabrur, tidak ternoda oleh dosa.” Jika seorang itu keluar dengan nafkah yang buruk (haram) lalu ia pijakkan kakinya pada pijakan pelana kudanya dan menyeru: “Kusambut panggilan-Mu ya Allah, kusambut panggilan-Mu”, maka diserulah ia oleh penyeru dari langit: “Aku tidak menyambutmu dan tidak pula aku karuniakan kebahagiaan demi kebahagiaan kepadamu. Bekalmu adalah haram, dan harta yang kamu nafkahkan pun haram kendaraan yang kamu tunggangi pun halal. Dan hajimu tidak lah mabrur.” (HR. At-Thabrani)

Keempat, meninggalkan maksiat dan hal-hal yang diharamkan pada waktu mengerjakan ibadah haji, berdasarkan firman Allah Swt, “..Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji pada (bulan-bulan) itu, maka janganlah ia rafats, berbuat fasik, dan jidal dalam (melakukan ibadah) haji..” (QS. Al-Baqarah: 197). Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa mengerjakan ibadah haji sedangkan dia tidak melakukan rafats dan berbuat fasik, maka dia kembali seperti hari dia dilahirkan ibunya.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Ibnu Majah).

Menurut para ulama, rafats adalah melakukan senggama dan hal-hal yang mengarahkan kepadanya. Sedangkan fasik adalah semua perbuatan maksiat. Adapun jidal, ulama menafsirkan dengan perdebatan yang dilarang adalah semua perdebatan yang meyebabkan kegaduhan, mudharat kepada orang lain atau mengurangi ketentraman. Atau yang dimaksudkan adalah perdebatan yang menyerukan kepada kebatilan dan mengaburkan kebenaran.

Sedangkan perdebatan dengan cara yang baik untuk menjelaskan kebenaran sebagai kebenaran dan kebatilan sebagai kebatilan adalah perbuatan yang dibenarkan dalam syariat Islam dan tidak termasuk perdebatan yang dilarang ketika haji. Ketiga hal tersebut tidak membatalkan haji kecuali senggama yang dilakukan sebelum tahallul awal. Akan tetapi ketiganya mengurangi pahala haji, mengurangi iman dan melemahkannya. Maka, kewajiban setiap orang yang melaksanakan haji dan umrah adalah menjauhi ketiga hal tersebut, karena mereka sedang melaksanakan perintah Allah Swt dan berkeinginan mendapatkan kesempurnaan.

Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz berkata, “Adapun arti rafats adalah melakukan hubungan badan ketika sedang ihram dan hal-hal yang mengarah kepadanya, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Sedangkan fasik adalah semua perbuatan maksiat.

Maka siapa yang meninggalkan rafats dan perbuatan fasik dalam hajinya, maka diampuni semua dosanya, dan di antara perbuatan fasik adalah terus-menerus dalam kemaksiatan.

Siapa yang terus-menerus dalam kemaksiatan berarti dia tidak meninggalkan perbuatan fasik. Maka, ia tidak mendapatkan apa yang dijanjikan dalam hadits, “Barangsiapa yang haji dan dia tidak rafats, dan tidak berbuat fasik, maka dia kembali seperti hari ketika dia dilahirkan ibunya.” (HR. Ahmad, Bukhari, Nasa’i dan Ibnu Majah). Sebab, hadits tersebut adalah seperti sabda Rasulullah saw, “Haji mabrur itu tidak ada balasannya melainkan surga” (HR. Bukhari dan Muslim). (Fatawa-Fatawa haji dan umrah, hal. 34)

Syeikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin berkata, “Orang yang mengerjakan haji hendaklah menjauhi rafats yaitu jima’ dan semua sebab dan motif yang mendorongnya, menjauhi tindakan fasik baik dalam bentuk kata-kata yang diharamkan seperti ghibah (mengumpat), namimah (mengadu-domba) atau dusta, maupun berupa perbuatan yang diharamkan seperti memandang wanita yang bukan mahramnya dan lain sebagainya.

Adapun jidal yaitu bertengkar dan berdebat dengan orang lain ketika menunaikan ibadah haji. Hal ini akan banyak mengurangi pahala haji, kecuali berdebat untuk mencari kebenaran dan menjauhi kebatilan, maka ini hukumnya wajib.” (Syarah Riyadhus Shalihin, 3/747)

Ciri - Ciri Haji Mabrur

Sejatinya, orang yang telah menunaikan ibadah haji sepulangnya ke tanah air, perilakunya menjadi lebih baik dari perilaku sebelumnya. Ia akan selalu menjaga dirinya dari maksiat dan dosa, baik berupa ucapan maupun perbuatan. Ia melaksanakan semua perintah Allah dan Rasul-Nya sesuai dengan kemampuannya. Ibadahnya pun semakin baik dan meningkat, baik dari kualitas dan kuantitasnya. Ia akan selalu menjaga shalat fardhu lima waktu secara berjama’ah. Ia memperbanyak shalat sunnat seperti shalat sunnat rawatib, dhuha, setelah wudhu, dan sebagainya. Begitu pula ia membaca Al-Quran setiap hari. Itulah tanda haji mabrur.

Menurut Syaikh Abdul azis bin Abdullah bin Baz, tanda haji yang mabrur adalah melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan semua kemaksiatan dengan tanpa sedikitpun terus-menerus dalam suatu perbuatan maksiat. Maka, kewajiban setiap muslim, baik yang sedang mengerjakan haji atau yang tidak adalah menghindari semua perbuatan maksiat dan bersegera taubat kepada Allah dengan meninggalkan semua perbuatan maksiat untuk tidak mengulangi lagi karena mengagungkan Allah dan berkeinginan mendapatkan apa yang ada di sisi-Nya. Dan diantara bentuk taubat yang sempurna, yaitu jika kesalahannya berkaitan dengan manusia, maka ia harus mengembalikannya kepada orang yang berhak atau minta dihalalkan olehnya.

Allah berfirman, “...Dan bertaubatlah kepada Allah kamu semua wahai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31) Allah juga berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kamu kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya..” (QS. At-Tahrim” 8) (Fatawa-Fatawa haji dan umrah, hal. 35)

Imam Nawawi berkata, “Menurut pendapat yang shahih dan masyhur, yang dimaksud dengan mabrur adalah tidak dicemari dengan dosa. Ciri-cirinya, buah kemabruran tampak pada dirinya, seperti perilaku setelah melaksanakan ibadah haji jauh lebih baik dari perilaku sebelum haji.” (Taudhih al-Ahkam min Bulugh al-Maram, 4/5)

Sebagai penutup, untuk meraih haji mabrur, setiap orang yang mengerjakan haji wajib mengetahui dan mengamalkan manasik haji sesuai petunjuk al-Quran dan Sunnah Rasul saw. Selamat menunaikan ibadah haji. Semoga memperoleh haji mabrur. Amin..!

Penulis adalah dosen IAIN Ar-Raniry, Ketua bidang Dakwah Dewan Dakwah Aceh, & anggota Komite Penguatan Aqidah & Peningkatan Amalan Islam (KPA-PAI) kota Banda Aceh

Cara Mudah & Cepat Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah Tanpa Kendala Biaya



Penyelenggara Perjalanan Umroh & Haji Plus sejak 1990 
Izin Umroh D/142 th 2009 & Izin Haji Plus D/80 th 2009 
Kantor Perwakilan Surabaya - Jawa Timur 
Divisi Marketing Armina Utama Sukses
Jl. Semolowaru Elok AL 2
031-7111 3345

Kantor Pusat 
PT ARMINAREKA PERDANA 
Gedung Menara Salemba Lt.V
Jl.Salemba Raya No.05 Jakarta Pusat 10440
Telp : 021.3984 2982 , 3984 2964
Fax : 021.3984 2985

 

Labels

Menjadi Atlet Berprestasi

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog